Friday, March 19, 2010

Upacara Tingkep 6 bulanan

Prosessi Upacara Tingkep 6 bulanan


Magetan Tanggal 16 maret bersamaan dengan hari raya nyepi dan di tanggal jawa adalah Selasa Pon yang artinya selasa adalah hari kelahiran saya dan pon adalah weton kelahiran istri saya jadi tanggal tersebut telah dipilih berdasarkan adat dan bukan dari pilihan acak atas senggangnya waktu pada hari libur tersebut.



Siang itu jam 12.00 keluarga Mojokerto Bapak Ibu serta Adik datang dari luar kota dan mungkin agak kaget dengan adanya tenda yang terpasang di sisi rumah dan dirasa tidak terlalu berguna tenda itu jadi dimanfaatkan sebagai lahan parkir.


 


Setelah kedatangan mereka saling bertemu bercerita dengan keluarga Magetan itu lalu mereka bersama - sama melakukan makan siang, dan sementara itu di sisi rumah pas di separuh lahan tenda itu dimanfaatkan oleh seseorang bernama Mas Hari adalah tetangga sekitar situ telah membantu membuatkan sebuah background untuk acara Prosessi Upacara memandikan pasangan yang akan mendapatkan momongan yang telah mencapai usia kehamilan 6 bulan itu dan Mas Hari telah membantu meminjamkan gentong tempat bak mandi, kursi duduk 2 buah dan terpal alas pijakan kaki dan penadah hujan(karena dirasa masih musim hujan jadi kami melakukan antisipasi)

Pada waktu pemasangan terpal penadah hujan di belakan sisi background Mas Hari sempat akan terjatuh karena tangga yang di naiki patah dan untunglah Mas Hari dulu mantan seorang Tarsan jadi sewaktu tangga itu patah dia masih sempat bisa bergelantung berpegangan pada tenda itu lalu kemudian saya bergegas membantunya untuk turun




Pada jam 15.30 para ibu – ibu yang masih melakukan kegiatan memasak di lokasi dapur mereka tidak terlalu banyak yang harus mereka masak karena sebagian bahan makanan telah di bantu dari keluarga saya  terutama yang berbau kue



Pada jam 17.00 kami harus menyelesaikan persiapan ini terutama untuk gayung mandinya yang terbuat dari tempurung kelapa ternyata masih belum di siapkan dan kami mencoba untuk bertanya kepada para sesepuh untuk segera penyiapkan bentuknya gayung itu, lalu bersama sesaji bunga telah siap semuanya pada jam 17.30 lalu tak dapat di pungkiri lagi bahwa cuaca sangat tidak bersahabat, awan mendung hitam dari timur yang membawa kilatan cahaya petir telah berarak ke barat dan waktu Magrib itu hujan datang mendera wilayah itu.



  

Acara di undangan tertera jam 19.30 seusai Isya’ berarti masih ada 2 jam lagi kita tunggu hujan ini melewati sekaligus juga kita terima tamu para undangan itu yang sama sekali begitu semangat untuk datang meskipun hujan mereka bersedia untuk datang dan membawa payung (benar – benar saya sangat salut kepada mereka)

Pada jam 19.20 setelah para undangan sudah memenuhi ruangan seiring pula hujan itu telah reda dan Bpk. Tumijo selaku wakil dari Bpk Mertua yang mungkin Bapak sementara ini masih belum siap untuk melakukan Pengaturan acara ini karena badannya yang sedikit tidak Fit maka Bpk. Tumijo segera mengaturkan untuk segera melakukan Prosessi Upacara Mandi tersebut mengingat hujan telah reda dan acara tahlil segera akan di mulai sebelum acara terburu malam.

Pada jam 19.30 Seluruh orang tua bapak ibu serta mertua berkumpul di lokasi yang telah kami dirikan tadi sekaligus para Mbah yang mendoakan serta mengawali prosessi tersebut

- Yang cowok bajunya dilepas dan hanya tinggal memakai sarung saja

- Dan yang cewek memakai penutup kain dari dada sampai lulut saja dan rambutnya harus tergerai

- Ke duanya menghadap searah dengan arah menghadap rumah. Rumah kami menghadap ke Utara jadi kami menghadap ke Utara







Lalu selanjutnya mbah itu mengucapkan beberapa doa lalu air kembang itu di putarkan di sekeliling kami sebanyak 3 kali lalu di siramkan dan begitu selanjutnya Bapak Ibu dan mertua kami melakukan hal yang sama, setelah proses penyiraman itu lalu melakukan belah kelapa namun harus sekali ayun harus benar – benar pas dan terbelah karena mengingat ini anak pertama agar baik – baik saja dan sehat pada waktu prosesi persalinan nanti (amien). Setelah kelapa itu terbelah lalu gayungnya juga ikut dipecahkan juga lalu kami terburu – buru untuk disuruh melakukan mandi di kamar mandi dengan cepatnya dan tergesa – gesa (kami merasa apakah ada acara lagi?) ternyata iya kami berdua di suruh memakai pakaian yang disediakan lalu berdandan secepat mungkin dan tangan kami berdua di masukkan dalam sebuah rujak manis yang berwadah daun papaya lalu menyajikan tumpeng kecil piring yang berisi nasi putih yang diatasnya sebuah jenang kecil kotak yang berukuran sekitar 2 cm sebanyak 7 tumpeng / 7 piring yang cewek mengambilkannya dan di terima oleh si cowok lalu di sajikan kepada para sesepuh itu.

Setelah acara doa tahlil tampak sebagaian Undangan yang menyantap makanan yang telah di sajikan dan 80 undangan yang tersebar Alhamdulillah semuanya bisa datang



0 comments:

Post a Comment

River Under Sea